Berikut Cara Kerja Gas Detector
Awal mula adanya alat pendeteksi gas karena orang-orang telah menyadari efek berbahaya dari gas di ruangan terbatas, seperti gas yang mudah terbakar bahkan gas yang beracun dan depleksi oksigen.
Pada awal mula penambangan, jauh sebelum pengembangan sensor elektronik, burung kenari digunakan sebagai pendeteksi gas. Mereka dibawa ke bawah tanah dalam sangkar, dan jika mereka berhenti bernyanyi atau mati, itu artinya alarm bagi penambang.
Sekarang metode deteksi gas jauh lebih tepat dan sangat sedikit berbahaya untuk hewan.
Cara kerja detektor gas modern
Detektor gas menggunakan sensor untuk mengukur konsentrasi gas tertentu di atmosfer.
Sensor berfungsi sebagai titik referensi dan skala, menghasilkan arus listrik yang dapat diukur ketika reaksi kimia yang disebabkan oleh gas tertentu terjadi.
Instrumen awal yang dibuat hanya mengawasi satu gas, tetapi saat ini gas detector dapat mengukur beberapa gas sekaligus, paling umum 4 gas berikut: oksigen (O2), gas atau uap yang mudah terbakar (LEL), hidrogen sulfida (H2S), dan karbon monoksida (CO). Ini adalah gas yang dipantau oleh detektor 4-gas, persyaratan minimum yang ditetapkan oleh SOLAS Regulation XI / 1–7 .
Sensor Pellistor
Kebanyakan detektor portabel menggunakan sensor LEL pellistor / catalytic bead.
Agar dapat bekerja dengan akurat, diperlukan minimal 10% oksigen di lingkungan untuk menghindari penumpukan tar dan bahan bakar yang tidak terbakar pada sensor yang diaktifkan.
Secara teoritis, sensor dapat bertahan hingga empat tahun tetapi sangat sensitif dan dapat dengan mudah pecah jika monitor diketuk atau jatuh.
Sebagian besar sensor akan mencapai akhir hidup pada saat mereka berusia tiga tahun dan perlu diganti. Ini bisa menjadi proses yang mahal yang akan membuat detektor tidak berfungsi, jadi Anda juga perlu instrumen tambahan untuk memastikan Anda terlindungi saat pekerjaan perbaikan sedang dilakukan.
Komponen lain seperti lampu display dan audio yang dapat juga rusak, jadi penting untuk diperbaiki agar detektor tetap terawat.
Sensor Pellistor Perlu diKalibrasi
Sensor Pellistor dapat diracuni oleh banyak hal. Sensor yang terkontaminasi racun kemungkinan tidak dapat mencatat tingkat gas yang berbahaya secara maksimal, dan secara bertahap akan menjadi lebih lambat dan tidak responsif.
Lakukan pengujian menyeluruh yang perlu dilakukan, seperti kalibrasi dan uji singkatnya untuk memastikan sensor selalu mengukur jumlah gas yang tepat dalam menjaga keselamatan pengguna.
Sensor Panas / InfraRed
Sensor IR (InfraRed) tidak memerlukan oksigen sehingga akan bekerja di atmosfer yang benar-benar lembam. Juga dibutuhkan untuk deteksi ruang terbatas dan mengambil sampel dari tangki yang kekurangan oksigen.
Pengembangan sensor IR saat ini bisa kebal terhadap keracunan, jadi tidak perlu kalibrasi untuk memastikan detektor gas bekerja dengan benar.
Sensor Pellistor menggunakan koil aluminium yang dipanaskan yang menguras daya dalam jumlah besar. Sedangkan, detektor gas yang menggunakan sensor InfraRed lebih hemat energi dengan baterai sehingga tidak memerlukan pengisian daya sesering mungkin.
Cara Menggunakannya
Ketika kita membeli alat gas detektor baru, biasanya ada buku panduan atau manual book dalam pengoperasiannya. Bisa berupa buku atau tertera dalam bungkusnya.
Namun apabila tidak ada, kita dapat menemukannya di website resmi produk tersebut atau dengan googling dan membuka situs yang membagikan manual book-nya.